Kebaya Merupakan Identitas Pakaian Perempuan Indonesia

10-03-2020 / SEKRETARIAT JENDERAL
Deputi Persidangan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI Damayanti saat membuka talkshow dalam rangka Hari Perempuan Sedunia dengan tema “Perempuan dan Kebaya”, di Perpustakaan DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Foto : Oji/Man

 

Deputi Persidangan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI Damayanti menyambut baik kebaya menjadi pakaian sehari-hari perempuan Indonesia. Menurut Maya, sapaan akrab Damayanti, kebaya melambangkan kesederhanaan perempuan Indonesia dan merupakan identitas pakaian perempuan Indonesia.

 

“Kebaya itu simple. Oleh karena itu saya menyambut baik adanya wacana menjadikan kebaya sebagai pakaian sehari-hari. Karena dengan demikian akan melestarikan kebaya. Melestarikan kebaya sama juga melestarikan budaya bangsa,” ungkap Maya usai membuka talkshow dalam rangka Hari Perempuan Sedunia dengan tema “Perempuan dan Kebaya”, di Perpustakaan DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/3/2020).

 

Terkait dengan peringatan Hari Perempuan Internasional ini, Maya menilai peringatan tersebut menjadi salah satu tanda bahkan bukti nyata kesetaraan kesempatan atau peluang bagi wanita dengan pria. Dengan kata lain, perempuan atau wanita memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya, berkiprah dan berprestasi di segala bidang yang sama dengan pria.   

 

Sementara itu, talkshow yang dipandu oleh Sali Susiana ini menampilkan dua narasumber, yakni Ketua Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia, Rachmi Hidayati, serta penyuluh dari Kementerian Sosial yang juga berprofesi sebagai komik (pembawa stand up comedy), Fenny Bross.

 

Pada kesempatan itu, Rachmi Hidayati menjelaskan hingga kini kebaya telah banyak dimodifikasi dengan berbagai gaya dan model. Serta dipadupadankan dengan berbagai kain nusantara. Meski demikian tetap ada pakem-pakem yang harus melekat dalam sebuah kebaya.

 

“Kebaya itu bukaannya ada di bagian depan, bagian kiri dan kanan simetris atau harus sejajar mengikuti lekuk tubuh, dan  bagian dadanya harus tertutup. Jadi jika ada yang memakai baju bahan brokat dengan resleting di belakang, itu bukan kebaya. Apalagi jika di sisi kanan dan kirinya dimodifikasi dengan potongan atau model yang tidak sama alias miring. Maka bisa dipastikan itu bukan kebaya,” jelas Rachmi. (ayu/sf)

BERITA TERKAIT
Suprihartini: Media Sosial, Kanal Utama Bangun Persepsi Publik Jaga Citra DPR
13-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta – Dalam mendukung dan mewujudkannya komunikasi terintegrasi dengan satu narasi Sekretariat Jenderal DPR RI , Biro Pemberitaan Parlemen...
CPNS Setjen DPR RI Harus Jadi Agitator Informasi Publik Kinerja Dewan
13-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta –Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Indra Iskandar menilai peningkatan keterampilan digital para pegawai, khususnya CPNS, menjadi penting, sehingga...
“Satu Narasi, Multi-Kanal” Platform Komunikasi Politik DPR Sampaikan Kinerja ke Publik
13-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta - Sekretaris Jendral DPR RI, Indra Iskandar, mendorong pentingnya penerapan strategi “Satu Narasi, Multi Kanal” dalam komunikasi politik...
Sekjen DPR RI Sambut Baik Rencana Kedatangan Ketua Majelis Nasional Vietnam
13-08-2025 / SEKRETARIAT JENDERAL
PARLEMENTARIA, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI, Indra Iskandar menyambut baik rencana kedatangan Ketua Majelis Nasional Vietnam, Mr. Tran...